"Saat kamu lahir orang-orang di sekelilingmu tersenyum dan kamu satu-satunya yang menangis,hiduplah dengan hidupmu jadi ketika kamu meninggal orang di sekelilingmu menangis dan kamu satu-satunya yang tersenyum"- Anonim.
Petikan kata-kata diatas bisa dibilang salah satu quote favorit gue. Yang hidup dan bernyawa pasti akan mati, itu yang sering gue denger di khotbah pas solat jumat. Sepertinya ko postingan gue kali ini agak sedikit menyeramkan ya?? haha ngga, bukan kematian yang sebenarnya ingin gue bahas, tetapi lebih ke pengalaman gue yang pernah "hampir" mati sekitar 2x selama gue hidup. Iya mati atau nyaris meninggal atau kehilangan nyawa.
Story begin . . .
Pengalaman pertama hampir mati ternyata bermula ketika gue akan dilahirkan ke dunia. Baru dilahirkan? ya baru, itu juga cerita dari nyokap gue tercinta. Jadi ceritanya begini, ketika gue baru keluar a.k.a "brojol"ternyata bayi mungil, kecil, nan lucu itu kekurangan oksigen, mungkin akibat proses persalinan yang cukup lama. Oya gue dilahirkan dengan cara sesar, dan nyokap pada waktu itu memang kehilangan banyak darah ketika melahirkan gue(belum lahir aja udah nyusahin!). Nah mungkin kondisi tersebut yang membuat tim dokter pada saat itu untuk memfokuskan keselamatan nyokap gue dulu. Karena ibu sudah sangat pucat sekali. Dan mereka lupa kepada bayi lucu,mungil,dan ganteng ini. Biasanya bayi yang baru keluar dari perut mamanya akan menangis,kalo pun ga nangis harus dibikin nangis. Hal ini ternyata berpengaruh secara ilmiah, karena ketika bayi menangis, nah dia akan menghirup oksigen pertamanya dan itu sangat sangat penting sekali bagi si bayi.
Gue malah ga nangis(entahlah, mungkin didalam perut hidup gue sudah berat), dan seharusnya ada yang bikin nangis. Tapi tim dokter tadi terlalu sibuk untuk keselamatan nyokap, dan itu menyebabkan gue kekurangan oksigen dan membiru. Tidak butuh waktu lama tim dokter pun menyadari kondisi gue, dan parahnya makin lama makin membiru. Paniklah mereka, ya apalagi orang tua dan keluarga gue, ya iyalah wong anak pertama. Tim dokter pun mengambil inisiatif dengan memberikan pernapasan buatan lewat oksigen dan alhamdullilah berkat pertolongan itu saya bisa selamat. Asli, kalo dibayangin sekarang, ngeri parah. Karena yang gue tau dari baca-baca artikel di internet proses persalinan itu membahayakan tidak hanya bagi ibunya tetapi juga anaknya, kebayang kenapa Tuhan meletakkan surga dibawah telapak kaki ibu, terima kasih ibu!
Nyambung di part II ya bos :))
